Gunungkidul, muspla.sch.id – SMK Muhammadiyah 1 Playen mengadakan kegiatan tahunan bertajuk “Kemah Bhakti Pandu Hizbul Wathan” pada akhir tahun pelajaran 2018/2019 ini. Para peserta kegiatan ini meliputi seluruh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Playen yang terdiri dari 11 kelas dan berjumlah 319 siswa. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari 2 malam, yang dimulai dari hari Rabu (27/3) dan berakhir pada hari Jum’at (29/3). Kegiatan Kemah Bhakti Pandu Hizbul Wathan ini dilaksanakan di Rest Area Gubug Gede, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.
Kegiatan tersebut dimulai pagi hari dengan apel siaga dan dilanjutkan longmarch dari Kampus 2 SMK Muhammadiyah 1 Playen sampai dengan bumi perkemahan. Sebagai kegiatan pembuka, diadakan upacara pembukaan yang diikuti oleh seluruh peserta dan dihadiri langsung oleh Kepala SMK Muhammadiyah 1 Playen, Drs. H. Wadiyo, bersama dengan Kepala Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Setelah selesai melakukan upacara pembukaan, para siswa diajak berinteraksi dengan penduduk sekitar melalui kegiatan tabligh akbar dan baksos bersama masyarakat sekitar di malam harinya. Selain mengadakan kegiatan religi tersebut, untuk hari keduanya para peserta melaksanakan kegiatan outbound dan jelajah medan yang kemudian dilanjutkan dengan acara puncak yaitu acara api unggun dan pentas seni. Sebagai kegiatan pamungkas, ditutup dengan kegiatan jurit malam pada malam harinya. Pagi hari berikutnya, kegiatan diakhiri dengan upacara penutupan dan bersih-bersih lingkungan serta dilanjutkan dengan pembubaran peserta untuk pulang menuju ke rumah masing-masing.
Pada pelaksanaannya, para siswa didampingi oleh bapak/ibu guru SMK Muhammadiyah 1 Playen dan Pembina Hizbul Wathan serta para Dewan Sugli dari Qabilah SMK Muhammadiyah 1 Playen. Kegiatan Kemah Bhakti Pandu Hizbul Wathan itu sendiri merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan karakter kemandirian bagi para siswa, meningkatkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat bagi para siswa, memupuk rasa kerjasama para siswa dengan penduduk desa, dan memberikan edukasi bagi para siswa untuk dapat lebih menghargai diri, keluarga, rekan, orang-orang , dan alam sekitarnya yang kemudian dapat lebih baik lagi dalam menjalani kehidupannya. (Cris-red)