Oleh: Theo Raharjo, S. T
18 Agustus 2021
Perkembangan teknologi digital telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita. Perangkat gawai (smartphone) dengan ukuran kecil dapat menghubungkan kita dengan orang-orang yang kita kenal. Bukan cuma itu, dengan teknologi ini dapat menghubungkan kita ke saluran internet di genggaman tangan. Dalam beberapa dekade terakhir, dunia pendidikan mengalami perubahan penting yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuju era digitalisasi. Digitalisasi di dunia pendidikan tidak sama dengan e-learning atau pembelajaran daring/online, tapi hal tersebut adalah salah satu dari fitur transformasi digital di dunia pendidikan.
Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terutama pada pembelajaran produktif mengalami banyak tantangan seiring perkembangan teknologi dan transformasi digital. Hasil penelitian Palvia et al. (2018, p. 233) menyimpulkan āOnline education is on track to become mainstream by 2025.ā bahwa pada tahun 2025 pendidikan secara online (daring) akan lazim digunakan, dengan porsi lebih besar dari pendidikan konvensional/tatap muka. Kejadian luar biasa, seperti masa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak kuartal pertama 2020, mempercepat digitalisasi di bidang pendidikan.
Pandemi Covid-19 memaksa penutupan beberapa kegiatan termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini mengakibatkan migrasi kebiasan masyarakat, termasuk dalam pendidikan dengan menerapkan pembelajaran online/daring sebagai platform. Transformasi digital dalam dunia pendidikan bukanlah fenomena baru, transformasi digital di dunia pendidikan merupakan isu yang perlu diperhatikan oleh pemangku kepentingan pendidikan, terutama dalam menyiapkan prasarana dan sarana. Transformasi digital dalam konteks pendidikan bisa menjadi peluang atau hambatan tergantung dalam menyikapinya oleh pemangku kepentingan institusi pendidikan. Pembelajaran daring adalah proses sosial baru sebagai pengganti pembelajaran tatap muka, tetapi bagi yang belum siap menghadapinya, akan menjadi hambatan.
Pihak sekolah dan seluruh pemangku kepentingan harus cepat dalam merespon transformasi digital khususnya dalam pendidikan. Respon ini bisa berupa penyediaan sarana dan prasarana sistem pendidikan berbasis teknologi informasi. Peningkatan SDM dalam bidang literasi digital bagi tenaga pendidik juga perlu ditingkatkan untuk dapat menggunakan teknologi informasi yang tersedia. Tanpa peningkatan berkelanjutan dalam kemampuan literasi digital sekolah akan tertinggal dari kompetitor, dan efek keberlanjutannya bisa berupa penurunan kualitas pendidikan.
Bagi tenaga pendidik harus siap dalam proses digitalisasi di dunia pendidikan. Fenomena ini menjadikan kompetensi wajib yang harus dimiliki tenaga pendidik bertambah dari kompetensi pedagogi, profesional, sosial, kepribadian ditambah literasi digital. Digitalisasi dunia pendidikan merubah cara lama pembelajaran menjadi hal baru memanfaatkan teknologi dan aplikasi pembelajaran. Pembelajaran bisa dilaksanakan kapan saja, dimana saja, tidak terbatas ruang dan waktu, dan tidak harus tatap muka. Tanpa literasi digital yang cukup kinerja tenaga pendidik akan dipertanyakan kualitasnya hari ini, dan ini akan berdampak pada capaian pembelajaran siswa yang diajarnya. Ingat, guru yang terus belajar yang berhak mengajar.
Info yang membantu, terima kasih banyak. Teknologi berbasis AR, MR, XR dan VR akan semakin banyak dan berkembang Vendor Augmented Reality Indonesia merupakan teknologi kekinian yang dapat mempermudah komunikasi dan informasi.