Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMK dan persiapan menghadapi Revolusi Industri 4.0, SMK Muhammadiyah 1 Playen mengadakan seminar internasional bertema Developing Vocational Training Towards The Professional Edupreneurship for Facing Industrial Revolution 4.0.

Seminar yg diikuti 12 kepala sekolah SMK/SMAMuhammadiyah se Gunungkidul dan 68 guru Muspla ini berlangsung Selasa 4 Desember 2018.

Seminar ini juga dihadiri Kepala Balai Dikmen Gunungkidul, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gunungkidul, dan komite sekolah.

Pembicara seminar didatangkan dari UPSI (Universiti Pendidikan Sultan Idris) Malaysia yaitu Assoc. Prof. Dr Mohamed Nor Azhari Azman dan Dr Arman Shah Abdullah dan pembicara dari UAD Yogyakarta, Muhammad Sayuti, M.Pd M.Ed Ph.D

Prof Azhari menyampaikan materi Bagaimana melibatkan kewirausahaan sebagai ciri/entitas di pendidikan teknik kejuruan/TVET (Technical and Vocational Education and Training). Ditengah isu dunia saat ini, 1. Tenaga kerja trampil tingkat tinggi masih kurang 2. Daya saing yang rendah di negara berkembang dan 3.  Hadirnya Revolusi industri 4.0, maka banyak peran manusia akan tergantikan oleh otomasi, sistem digital dan robotic system. Dr Arman berbicara tentang Developing Character for Vocational Training Students in Preparing The Era of Industrial Revolution 4.0. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa siswa belajar saat ini berbeda jauh dengan generasi era 90 an, yang sering disebut GenZ atau generasi Z. Pola dan metode belajar siswa juga berbeda. Siswa tidak suka belajar dengan guru sebagai sumber belajarnya. Saatnya guru sebagai fasilitator saja bahkan guru seperti coach atau pelatih. Siswalah yang berlatih atau aktif untuk menentukan materi apa yang akan dipelajarinya dan juga aktif sendiri mencari materinya. Sedangkan M Sayuti, Ph.D berbicara ttg Industrial Revolution 4.0 : The Challenge for Vocational Education. Beliau menyampaikan bahwa Revolusi Industri ini akan merubah tatanan dunia yang sebelumnya ada. Critical Thinking adalah modal utama inovasi. Tunjukkan learning New Thing. Implikasinya pada guru adalah guru yang berhenti belajar, maka guru harus berhenti mengajar. Oleh karena itu khusunya dunia pendiidkan di SMK dibutuhkan kecepatan adaptasi dalam menghadapi hal tersebut, dengan riset yang mendalam, spektrum keahlian baru , perubahan kurikulum yang seiring zaman, kopetensi guru dan cara mengajar guru serta fasilitas praktek yang memadai Acara diakhiri dg ramah tamah dan penandatanganan MoU antara UPSI Malaysia dg Muspla. @indra-red

Leave a Reply

Your email address will not be published.